Selasa, 21 Juni 2011

PERANG



Harapan kosong menghantui alam ku,
Ia menakuti ku,
Meneror malam malam ku,
Bergelayut di pikiran ini.

Lalu pikiran positif itu langsung mendatangi ku,
Mengajakku memikirkan segala sesuatunya menjadi positif,
Peranglah negatif positif di kepala ku..

Aaghhhhhhh....
Mereka seakan t’lah menyiapkan strategi untuk memenangkan perang dunia ke-3.

Aku lah kuncinya,
Jikalau aku temukan kunci kebaikan itu,
Maka damailah pikiran ku.

Dengan bismillah,
Ku teguhkan pilihan ku,
Semoga Allah meridhoinya.

Beningnya embun



Tetesan embun pagi menyentuh kalbu,
Dingin pun menyekat ku,
Kerlingan mata beningnya menyejukkan,
Teduh ku memandangya.
Pesona Iilahi yang tiada akhir mewarnai hidup ku,
Tertatih kaki kecilku melangkah,
Mengejar cita dan cinta...
Tetesan bening embun itu menyejukkan ku.

Rabu, 08 Juni 2011

Jiwa yang terusik


Katanya, memulai hidup dengan penuh arti. Dari mana hidup ini dimulai? Ada yang tau? Jawablah sekena hatimu berkata. Yang ku jumpai terjalnya rintangan membebani seluruh raga dan jiwa. Jiwa ku terpenjara oleh nafsu. Nafsu yang mengikat segala keinginan. Berotasi roda kehidupan mu, mengelilingi hampaku. Kosong tak bersenyawa. Seruan tak ku hiraukan. Abaikan, abaikan, lalu hempaskan. Mana keseimbangan? Mana keadilan? Penindasan selalu menguasai kebahagiaan. Tidak ada refleksi dari yang lampau. Apatismu mengusik ketenangan. Selalu begitu.

Sabtu, 28 Mei 2011

Kerinduan Malam ku

Berjalan dalam kerinduan malam ku,
termenung di bawah sinar purnama,
khayal ku kembali terbang mencari cahaya bintang yang berkelip di balik gelapnya malam...
duhai bintang ku, lihat lah aku yang sedang menatap mu.
walau gelap malam menghantui ku,
tetap terpancar setitik cahaya terang di sana..
di kebisuan malam, hati ku bersuara, menyebutMU dalam hidup ku

Jumat, 06 Mei 2011

Catatan gue,, ^_^

Catatan gue di negeri orang apa yaa??
Heeems,, kayak gue merantau ke luar negeri aj, padahal masih di negeri tercinta, Indonesia. He he,, ce ille... Cinte same Indonesia.
Ngomong bahasa Indonesia aja kagak becus, apalagi ngmg bahasa kampung barat sonoh, kpletat pletot. Ckckckck..:-D
gue belum tau pasti ne suasana di pekalongan, yaah walaupun udah tiba di pekalongan, tapi gue belum jalan2. Hahaaa...ujung2ny ngerengek minta jalan2...
Gue mau hunting batik pekalongan yg trkenal itu lho, tapi siapa yg mw ngajakin gue ya?? Ngarep.com.. :-D
pesanan saudara2 gue bnyk amit seh,, gue mpe pusing.. Halllaaah,, lebay deh gue.
Btw, gue masih penjajakan suasana baru di negeri orang euuyy...hehe,,
so far so good, nah loe, sotoy deh pake bahasa bu'lek pa'lek,, ho ho... Bu'lek pa'lek niku boso jowo toh mbak yu..:-D
bulek kaleee maksudny,, hiiihihi.
Enjeh, enjeh. JowO vS ingGris. Smoga akur2 wae toh...hehe,
hemms, ntar gue sambung lgi, pake tali rapiah aja yaaa nyambungny.. He he.
Gue mau bersosialisasi dlu dg org pekalongan. Ha ha ha, bahasa gue kayak orng mw penyuluhan aj. Lebaaaayyy....
See you,, ^_^

Kamis, 05 Mei 2011

Setitik warna pelangi

Pucat pasi menjadi warna favorit rona wajah ku.
Kisut muka tercermin di sini.
Tak seperti wajah pelangi di langit_NYA.
Cerah tergambar dari pesona warnanya.
Rasanya ku ingin meminjam warna pelangi yang cerah itu, walau hanya sebentar.
Bolehkah ku pinjam setitik warna cerah pelangi_MU ?

Catatan ku di selat sunda

Untuk kesekian kalinya ku menyebrangi selat sunda. Ku berdiri tegak di pojok kapal, menyaksikan sajian alam yang indah. Hati ku takjub melihat ciptaan Allah yang ajaib ini. Bulu kuduk ku merinding, hati ku berujar "subhanallah".
Terlihat dari atas kapal pulau pulau kecil, hijau nan asri masih tetap terjaga.
Jilbab ku tersentuh oleh angin yang menyapa. Melambai lambai jilbab ku bersama angin.
Kesejukkan pun terasa. Rintikan hujan pun ikut menyejukkan hati ku yang kemarau. Riakan ombak menari nari, alunan gelombang menyentuh dinding kapal.
Ku lihat gumpalan awan kelabu mewarnai langit pagi yang mendung.
Birunya air menyejukkan pandangan ku yang silau akan gemerlapnya dunia.
Dan ku buat catatan ini untuk berbagi cerita bersama kalian.
Puji syukur akan karunia illahi yang tiada tara.

~ Bakahuni - Merak, 05 Mei '11 ~

Perjalanan jauh

Perjalanan jauh masih terbentang luas tak terbatas,
dalam perjalanan, aku bercerita dengan ketidakpahaman ku atas kejadian ini.
Luapan air mata tak mampu menahan bendungan yang t'lah ku buat sekuat tenaga.
Walau tampak kerlipan bintang di langitNYA, rintikan gerimis s'lalu menghampiri kisah perjalanan ku.
Perjalanan yang panjang harus di tempuh, dan terjalnya kehidupan harus di lewati.
Ini lah hidup, penuh misteri.
Misteri Illahi yang tersimpan erat dalam Arasy_NYA

~simpang penawar, tulang bawang, 04 Mei '11 ~

Rabu, 27 April 2011

GERIMIS BERTEMAKAN HUJAN


Adalah kisah yang menyelimuti hari,
Ku meniti  doa dalam sendu mengisahkan cerita bersamanya,
Syahdu menentramkan sanubari,
Bait rindu meneteskan tangis,
Cakrawala biru berganti kelabu,
Menilik rasa yang jauh terpendam,
Ada butiran air jatuh terberai,
Menyentuh hati yang peka.

Rinai hujan membelai hati yang kemarau,
Gemuruh saling bersahutan mengepung langit,
Lalu...
Ku ketuk pintu langit, dan
Ku katakan pada nya,
Ini lah puisi ku, “ gerimis bertemakan hujan”
*  Note : ini adalah sebuah tantangan dari saudara ku nun jauh di sana, ia menantang ku dengan memberikan satu tema puisi. Lalu ku setujui itu.

Sepucuk Surat Cinta ku


Bismillahirrohmanirrohim,
Dengan menyebut nama Allah, ku tuliskan surat yang sangat sederhana untuk ibu ku tercinta....
Malam ini ditemani suara jangkrik nan menghibur,  sinaran rembulan dan bintang  yang begitu indah yang tak kunjung pudar cahayanya menyinari malam. Ku tuliskan seluruh kata yang dapat mengungkapkan rasa cinta dan rindu ku buat ibu. Walau sebenarnya, tiada kata yang dapat mewakili ungkapan cinta itu, hanya Allah Yang Maha Tahu isi hati ku bagaimana sebenarnya ku sangat merindukannya.

Kata mereka diriku selalu dimanja, kata mereka diriku selalu ditimang...
Oh..bunda, ada dan tiada dirimu kan selalu dihati.

Setiap ku dengarkan lagu bunda itu, betapa hati ini begitu sedih. Berharap aku dapat memeluknya, bercerita tentang bahagia dan sedih ku, mengadu tentang segalanya. Namun Allah berkehendak lain, betapa sangat ku tak bisa menyalahkan takdir.
Dengan tetesan air mata ku tuliskan semua ini,
 Semenjak dahulu, setiap ku melihat keakraban antara seorang anak dengan ibunya, ku sangat bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena sang anak menyayangi ibunya setulus hati, berlaku lembut terhadap ibunya. Dan Sedih, karena ku tak seperti mereka yang selalu dapat mencium telapak tangan ibu setiap akan pergi. Sedih, karena tak dapat memeluk ibu setiap saat. Sedih, karena tak dapat melihat senyuman ibu lagi.
Setiap ku melihat ibu dan anak sedang berjalan bersama, betapa perasaan ini begitu terpukul. Sang anak dengan gayanya yang manja meminta sesuatu, menarik narik tangan sang ibu, merayu dan membujuk agar sang ibu mau menuruti permintaannya. Senyuman kesedihan  muncul di bibir ku.
Ketika ibu telah tiada,  rasanya seperti bintang – bintang yang hilang ditelan malam bagai harus melangkah tanpa ku tahu arah.
Jika seseorang sedang dilanda cinta dan rindu, maka ia bisa menuliskan sajak cinta, mengukir kata indah, dan mengalunkan nada – nada cinta dimanapun ia berada. Begitupula yang terjadi pada ku, ku selalu dilanda cinta dan kerinduan yang mendalam buat ibu. Tak sedikit puisi cinta bisa ku tulis buat ibu.
Terlalu indah dilupakan kenangan ku bersama ibu, walau hanya sedikit waktu ku bersamanya.
Oh..ibu, kasih dan sayang mu kan selalu ku kenang...
Bersinarlah seindah bulan purnama, seindah tulus cintaku kepadanya...